Selasa, 11 Maret 2014

Goresan Luka Hati-Prolog



Semua orang berhak menentukan mimpi mereka. Begitu pula dengan Riani. Setiap malam Riani selalu bermimpi memiliki kehidupan yang begitu indah dan nyaman. Kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupannya yang sebenarnya.

“Arggh.”

Riani mendengar teriakan nyaring mamanya. Tanpa melihatnya pun dia tahu, ayahnya pasti sedang memukuli mamanya lagi. Cepat-cepat Riani berlari mencari asal suara itu. Dia melihat mamanya sedang meringkuk di pojok dapur dan ayahnya, ayahnya seperti sedang kesetanan menendang-nendang tubuh kurus mamanya.

“Mati saja kamu. Dasar perempuan gila yang menyusahkan,amuk ayahnya sambil terus menerus menendangi tubuh kurus mamanya.


“Ayaaaaah,teriak Riani, berlari mendekati tubuh mamanya, berusaha menjadi tameng mamanya dari tendangan ayahnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar