Semua orang
berhak menentukan mimpi mereka. Begitu pula dengan Riani. Setiap malam Riani
selalu bermimpi memiliki kehidupan yang begitu indah dan nyaman. Kehidupan yang
sangat berbeda dengan kehidupannya yang sebenarnya.
“Arggh.”
Riani mendengar
teriakan nyaring mamanya. Tanpa melihatnya pun dia tahu, ayahnya pasti sedang
memukuli mamanya lagi. Cepat-cepat Riani berlari mencari asal suara itu. Dia melihat
mamanya sedang meringkuk di pojok dapur dan ayahnya, ayahnya seperti sedang
kesetanan menendang-nendang tubuh kurus mamanya.
“Mati saja kamu.
Dasar perempuan gila yang menyusahkan,” amuk ayahnya sambil terus menerus menendangi tubuh kurus
mamanya.
“Ayaaaaah,”
teriak
Riani, berlari mendekati tubuh mamanya, berusaha menjadi tameng mamanya dari
tendangan ayahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar