Senin, 24 Juni 2013

Janji Nindy


“Selamat pagi sayang”.  Sapa Nindy pada suaminya Ricky. Saat ini Ricky sedang mendapatkan perawatan intensif di sebuah Rumah Sakit akibat kecelakaan itu. Ricky yang masih terbaring lemah, hanya tersenyum memandang Nindy. Betapa dia sangat mencintai istrinya. Hampir sebulan penuh Nindy selalu setia menemani Ricky menjalani perawatannya.
“Kamu mau sarapan apa?ini aku bawain bubur ayam. Harus dimakan sampai habis ya.” Ucap Nindy.
“Hehehe, makasih Dy, kamu memang yang paling hebat, bisa tau pikiranku kalau aku memang ingin sarapan bubur ayam.” Balas Ricky. Nindy pun segera menyuapi Ricky.

Di sela-sela makannya, Ricky memperhatikan Nindy. Dia tau ada hal yang sangat mengganggu pikiran istrinya. Namun, sampai saat ini Nindy selalu mengelak dan selalu berkata tidak ada masalah apa-apa.
Nindy termenung. Dia selalu terbayang pembicaraannya yang terakhir dengan Nicky, kakak kembar Ricky, sebelum ajal menjemput Nicky.


1 Bulan Yang Lalu Setelah Kecelakaan

“Nindy, aku mohon padamu. Aku titip Nabila dan anak yang sedang dikandungnya.” Kata Nicky sembari menggenggam erat tangan Nindy dan Nabila, istrinya.
Nabila tidak dapat berkata apa-apa lagi. Hatinya hancur melihat kondisi Nicky. DOkter bahkan sudah menyerah akan Nicky. Namun, dia selalu mencoba untuk tabah dan tidak menangis di depan Nicky.
“Iya Nick, Nabila adalah sahabatku sejak kecil. Aku tidak akan meninggalkannya sendirian.” Ucap Nindy.

Nicky terdiam.
“Ada satu hal yang ingin aku minta dari kamu Dy. Aku sangat berharap kamu dapat melakukannya untukku. Aku ingin kamu menjanjikan satu hal kepadaku. Walaupun yang aku minta adalah sesuatu hal yang akan sangat berat bagimu, tetapi aku mohon kamu dapat melakukannya.”

“Iya Nick. Apapun itu, aku akan melakukannya. Itu janjiku padamu.”
“Nicky menghela napasnya. “Aku mohon kamu mengijinkan Ricky menikahi Nabila. Menjadikan Nabila istri keduanya. Dengan begitu, anakku tidak akan menjadi anak tanpa ayah. Anakku tidak perlu tahu bahwa ayahnya sudah meninggal. Aku mohon Dy. Kamu sudah berjanji padaku kan.”
***

“Sayang, sayang.” Panggil Ricky.
Nindy tergagap. Ricky memandangnya dengan penuh tanya. Nindy mengerti arti pandangan Ricky. Ricky pasti kebingungan akan sikapnya. Nindy menghela napasnya. Tidak lama lagi dia akan menceritakannya pada Ricky.

“Aku senang sekali, nanti sore kamu sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, sayang.” Kata Nindy
“Iya, aku juga. Aku sudah tidak sabar. Aku sangat merindukan rumah kita. Waktu-waktu berdua kita. Sebentar lagi aku akan menebus semuanya untuk kamu.” Janji Ricky.
***

Sesampainya dirumah, Ricky dan Nindy disambut oleh seluruh keluarga. Mereka bahagia Ricky dapat sehat kembali setelah kecelakaan itu. Kecelakaan yang merenggut nyawa Nicky.
Ricky tersenyum senang akan sambutan dari keluarganya. Namun, ada satu hal yang kurang baginya. Kehadiran Nicky. 

Ricky sangat sedih mengetahui kembarannya tidak dapat diselamatkan. Ricky memandang kearah Nabila. Melihat bagaimana kurusnya istri Nicky sekarang. Padahal dia sedang hamil besar. Nabila pasti sangat sedih akan kepergian Nicky.

Nabila senang Ricky sudah dapat pulang. Dia ikut bahagia melihat suami sahabatnya, adik iparnya sudah sembuh seperti sedia kala. Andaikan Nicky juga bisa sembuh seperti Ricky. Dia dan Nindy tidak akan merasakan hal tersebut. Dia sudah menolak ide Nicky tersebut. Dia tidak ingin menjadi perempuan yang menyakiti hati Nindy. Dia sudah mengenal Nindy sejak kecil. Mereka tidak pernah terpisahkan, bahkan mereka menikahi lelaki yang bersaudara kembar.

 Ricky, Nicky, Nindy dan Nabila adalah sahabat yang tidak terpisahkan. Ricky memiliki sifat penyabar yang mirip dengan Nabila. Begitu pun Nicky yang berkepribadian mirip Nindy yang tomboi. Hal itu yang menyebabkan Nindy tidak mampu untuk menolak permintaan Nicky. Nabila pun tidak mampu membayangkan menikah dengan Ricky. Sosok yang selalu dia anggap saudaranya.

Nindy tersenyum pada Nabila. Dia mengerti apa yang sedang dipikirkan Nabila. Dia sadar permintaan Nicky merupakan sesuatu yang sangat berat. Nindy dan Nabila, dua gadis kecil yang selalu bersama. Mereka selalu berbagi apapun. Namun sungguh tidak terbayangkan mereka harus berbagi suami.
Dia sangat mencintai Ricky. Sampai kapan pun dia tidak akan sanggup melihat Ricky dengan wanita lain. Walaupun itu Nabila.

Nabila dan Nindy saling berpandangan. Mata mereka berkaca-kaca, saling menguatkan keraguan masing-masing.

Malamnya, Ricky bertanya pada Nindy tentang hal yang sangat mengganggu pikiran Nindy. Dia sangat memahami istrinya. Istrinya adalah orang yang tidak pandai menyimpan masalah. Dia pasti akan selalu menceritakannya pada Ricky.

Nindy menghela napasnya. Dia tau saat ini akan datang. Namun, Nindy ingin menyimpan masalah ini dulu. Dia ingin menikmati hari-hari bersama Ricky dahulu tanpa memikirkan masalah itu.

Keesokan harinya Ricky benar-benar berusaha memanjakan Nindy. Dia bahkan sengaja bangun pagi-pagi untuk memasakkan masakan kesukaan Nindy. Ricky menyiapkan seluruh sarapan Nindy di meja dalam kamarnya. Tak lupa dia menyiapkan bunga kesukaan Nindy. Lili Putih.

Nindy terbangun. Dia terkaget-kaget melihat suasana kamarnya yang sangat berbeda. Aroma lavender yang menyeruak lembut. Sayup-sayup terdengar suara music jazz kesukaannya. Nindy berjalan ke arah meja di sudut kamarnya. Ricky benar-benar mempersiapkan segalanya.
TIba-tiba Ricky memeluknya dari belakang.
“Selamat ulang tahun sayang. Aku ingin hari ini menjadi hari ulang tahunmu yang paling berkesan. “Ucap Ricky.
Nindy sangat bahagia. Dia memeluk Ricky.
“Kau tahu. Aku sangat mencintaimu. Aku sangat beruntung memiliki kamu sebagai pendamping hidupku.” Kata Nindy.

Hari itu Ricky benar-benar memperlakukan Nindy seperti putri. Sebagai penebusan hari-hari dimana Ricky tidak dapat mendampinginya sebagai suami yang baik akibat kecelakaan itu.
***

Malamnya, Nindy memantapkan hatinya untuk menyampaikan semuanya pada Ricky.
“Rick, aku ingin menceritakan sesuatu padamu. Tentang hal yang sangat mengganggu pikiranku akhir-akhir ini.”
“Ada apa Dy?aku tahu ada sesuatu yang kamu tutupi dari aku.” Kata Ricky.
“Aku akan menceritakannya segera Rick. Ayo kita ke ruang keluarga. Nabila menunggu kita disana.”

Sesampainya di ruang keluarga, Ricky kebingungan menatap Nindy dan Nabila. Perasaannya mengatakan bahwa hal ini berhubungan dengan Nicky. Namun, dia tidak dapat menebaknya. Dipandangnya Nabila dan Nindy. Mereka berdua terlihat sangat kebingungan dan sedih. Seperti mereka dipaksa melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan.
 Nindy menghela napasnya. Kemudian mengalirnya semua cerita tentang Nicky, tentang janjinya pada Nicky.
***                                                      

“Apaaa??Kamu gila Dy berjanji seperti itu pada Nicky. Aku hanya mencintaimu, Dy. Nabila selalu aku anggap sebagai sahabatku, sebagai saudaraku. Aku tidak mungkin menikahi istri kakakku. Itu semua hanya akan menyakiti kita bertiga.”Ucap Ricky.

Nabila hanya dapat menunduk. Dia sudah dapat menebak reaksi Ricky. Ini pun sangat berat bagi Nabila. Terlebih lagi bagi Nindy.

Ricky dan Nicky memang memiliki wajah yang sangat serupa. Mudah untuk menganggap Ricky sebagai Nicky. Namun, mereka berdua memiliki kepribadian yang bertolake belakang.Tidak mungkin Nabila menganggap Ricky sebagai pengganti Nicky.

Nindy terdiam melihat reaksi Ricky. Hatinya pun sangat sakit membayangkan Ricky dengan Nabila. Namun, Nicky sudah memaksanya berjanji. Ini semua demi Nabila dan bayi dalam kandungannya. Ini semua demi Nicky, tegas Nindy.
“Sayang, kamu tahu aku sangat mencintai kamu. Kamu juga tau, aku sangat menyayangi Nabila dan Nicky. Terlebih lagi aku sudah berjanji pada Nicky. AKu harus memenuhi janjiku, sayang. Jika kamu sangat mencintai aku dan menyayangi Nicky, aku mohon kamu dapat membantuku memenuhi janjiku”. Pinta Nindy sambil terisak.

Ricky terdiam. Dia tahu permintaan Nicky sangat keterlaluan. Namun, hal itu merupakan permintaan Nicky yang terakhir. Selama ini Nicky tidak pernah meminta apa-apa padanya. Dia akan sangat merasa bersalah pada Nicky bila dia tidak dapat melaksanakan janji istrinya pada Nicky.

Ricky menghela napasnya dalam-dalam. Dia memandang Nabila. Bisakah ia membagi semuanya untuk Nindy dan Nabila secara adil. Dapatkah dia mencintai Nabila seperti dia mencintai Nindy. Tidak, dia tidak akan sanggup mencintai wanita lain selain Nindy. Sekalipun itu Nabila, sahabatnya. Lagipula Nicky tidak memintanya untuk mencintai Nabila. Nicky hanya memintanya untuk menikahi dan menyayangi Nabila
“Bagaimana pendapatmu, Nabila?”Tanya Ricky.
Nabila menghela napasnya.
“Sejak awal aku juga tidak pernah menyetujui hal ini.” Kata Nabila.
“Aku tidak akan pernah mampu untuk melakukan hal yang bisa menyakiti hati Nindy. Aku sangat menyayangi Nindy. Aku tidak ingin selalu merasa bersalah pada Nindy.” Ucap Nabila.
“Bil, aku sangat menyayangi kamu, aku juga sangat menyayangi Nicky. Aku mohon padamu Bil untuk membantuku memenuhi janjiku. Ini semua untuk Nicky. Supaya Nicky bisa tenang disana.”
“Sayang, aku mohon kepadamu, ini semua demi Nicky, demi aku. Aku mohon.”Ucap Nindy sambil terisak.

Ricky tidak dapat berkata apa-apa. Dia butuh waktu untuk memutuskan ini semua.
“Tolong beri aku waktu Dy. Aku perlu waktu.” Kata Ricky.
 Nindy hanya terdiam. Dia sangat kalut. Dia takut suaminya menolak. Dia akan selalu merasa bersalah pada Nicky.
***

Seminggu sudah berlalu semenjak kejadian itu. Ricky masih belum berani untuk memutuskan apa-apa.
Dia teringat keadaan Nindy akhir-akhir ini. Nindy terlihat sangat putus asa. Dia tak sanggup melihat kondisi Nindy seperti itu.
“Dy, aku ingin bicara tentang Nabila.” Ucap Ricky.
“Ada apa Rick?” Nindy tidak berani mengharapkan lebih dari pembicaraannya dengan Ricky.
“Aku,,aku mau menikahi Nabila, bila itu yang sangat kamu inginkan.”

Nindy tak mengira Ricky akan memenuhi permintaannya. Seketika Nindy merasa lega. Seperti semua masalahnya hilang. Namun dia tidak dapat memungkiri bahwa hati kecilnya menangis.
“Terima kasih sayang untuk pengertian kamu.”
“Kapan kamu ingin aku untuk melamar Nabila?”
“Secepatnya setelah Nabila melahirkan.” Ucap Nindy sambil tersenyum
***

Dua bulan setelah Nabila melahirkan, pesta pernikahan Nabila dan Ricky dilaksanakan.
Ricky dan Nabila sudah sah menjadi suami dan istri.

Malamnya, Nabila menghampiri Nindy dikamarnya.  Nabila langsung memeluk Nindy sambil menangis.
“Dy, ini sangat berat untukku, dan aku tau ini sangat berat untukmu. Aku berjanji padamu, aku akan menjadi istri yang baik untuk Ricky, tetapi aku tidak akan pernah bisa mencintainya karena selamanya dia adalah sahabatku.”
“Bil, memang ini sangat berat. Aku pun tidak yakin kita akan selalu bisa melewati hari-hari ke depan tanpa masalah apa-apa. Namun aku percaya padamu Bil.”Tangis Nindy
“Aku sangat mencintai Nicky, Dy. Dia adalah hidupku. Dia akan selalu ada dihatiku. Namun sekarang aku sudah mengikhlaskan kepergiannya. Apabila suatu saat nanti aku menemukan jodohku, yang bisa mencintai dan aku cintai setulus hati, ijinkan aku berpisah dari Ricky Dy. ”Ucap Nabila.

Nindy terdiam. Hatinya sakit sekali membayangkan dia harus berbagi cintanya. Dia tahu Nabila juga akan menderita akibat pernikahan ini.
“Iya Bil, apabila kamu menemukan belahan jiwamu, aku mengijinkanmu berpisah dari Ricky. Kejarlah cintamu Bil. “Kata Nindy.

Ketika Nabila keluar dari kamarnya, Nindy melihat Ricky ada di depan pintu kamarnya.
Ricky menghela napas. “Janjimu pada Nicky sudah kutepati sayang. Aku akan menyayangi Nabila dan menjaganya. Tetapi ada 1 hal yang harus kamu tau. Aku tidak akan sanggup mencintainya Dy. Cintaku hanya untuk kamu.”
Ricky pun segera meninggalkan Nindy di kamarnya.

Setelah kepergian Ricky, Nindy mulai mengeluarkan semua airmata kesedihannya. Hatinya sakit membayangkan suaminya akan tidur bersama wanita lain yang tak lain adalah sahabatnya. Namun ini semua adalah janjinya yang harus ditepati. Nindy berusaha menguatkan hatinya untuk membagi cinta suaminya dengan Nabila. Ini semua demi Nicky.

Semalaman Nindy tidak bisa tidur. Pikirannya melayang ke kamar Nabila. Apa yang sedang dilakukan Ricky dan Nabila. Batinnya terasa teriris membayangkan Nabila tertidur di pelukan Ricky. Nindy bingung bagaimana dia besok bertemu dengan Ricky dan Nabila. Dia harus bersikap seperti apa.

Keesokan paginya, Nindy sudah sibuk di dapur. Dia memasak cumi goreng madu kesukaan Ricky dan oseng-oseng papaya favorit Nabila. Didengarnya pintu kamar Nabila terbuka. Nindy sangat tegang. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan dilihatnya.

Nabila keluar dari kamarnya dan langsung menghampiri Nindy. “Kamu masak apa Dy?”. Tanya Nabila. “Ah, aku memasakkan masakan kesukaanmu dan Ricky.” Kata Nindy. “Wah terima kasih Dy, kamu yang terbaik.”

Nindy memandangi wajah Nabila. Nabila terlihat bahagia. Apakah kebahagiaannya disebabkan oleh semalam? Nindy tidak berani memastikannya. “Dimana Ricky?”Tanya Nindy. “Oh, Ricky masih tertidur Dy.”Jawab Nabila.

Nabila bukannya tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Nindy. Nabila ingin mengatakan bahwa semalam tidak terjadi apa-apa antara dia dan Ricky. Mereka hanya mengobrol sampai tengah malam. Bahkan Ricky tidur di sofa. Tidak menyentuhnya sama sekali.

Tidak lama kemudian Ricky terbangun dan menghampiri kedua istrinya. Dia memeluk Nindy dari belakang. Betapa dia sangat merindukan istrinya. Padahal baru semalam dia tidur terpisah dari istrinya.

Nabila tersenyum melihat Nindy dan Ricky. Dia merindukan Nicky. Dia berharap Nicky bahagia disana. Suatu saat nanti ketika dia siap membuka hatinya untuk lelaki lain, dia berharap akan menemukan lelaki yang bisa mencintainya sperti Nicky, seperti cinta Ricky pada Nindy yang sanggup membuat Ricky dan Nindy berkorban sebesar itu.

Nabila berharap sampai tiba waktu tersebut, hubungan antara Nabila dan Nindy tidak akan memburuk seperti yang dia lihat di televisi tentang kehidupan poligami. Dia sangat menyayangi Nindy. Nindy seperti adik kecilnya yang nakal, tetapi sekarang sudah tumbuh menjadi wanita dewasa yang sanggup menepati janjinya seberat apapun janjinya walaupun dia harus menyakiti hatinya sendiri.


THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar